Rabu, 26 September 2012

BUDAYA KARO DAN GLOBALISASI

PENGARUH GLOBALISASI TERHADAP 
BUDAYA KARO DAN PARA REMAJANYA


Seiring dengan perkembangan zaman globalisasipun tidak dapat dihindari termasuk di Tanah Karo. Globalisasi yang berkembang di Tanah Karo mengakibatkan perubahan kebudayaan yang ada di Tanah Karo.
            Pada zaman dahulu, masyarakat Karo sangat menjunjung tinggi budaya Karo. Mereka memiliki rasa persaudaraan dan kebersamaan yang kuat. Mereka sangat menghargai budaya yang sudah diturunkan oleh nenek moyang mereka.
            Pada zaman sekarang, masyarakat Karo tidak menjunjung tinggi budaya Karo. Mereka hanya mengenal budaya Karo pada bagian luarnya saja, terutama para remaja. Para remaja yang ada di Tanah Karo lebih menyukai kebudayaan yang berbau western (kebarat-baratan). Sebagian besar remaja Karo menganggap bahwa kebudayaan Karo itu sudah ketinggalan zaman alias “kampungan”.
            Alasan itulah yang membuat para orang yang mencintai budaya Karo mencari jalan keluar untuk masalah tersebut. Dengan menggunakan teknologi yang ada di era globalisasi ini, mereka menciptakan suatu karya yang merupakan gabungan antara kebudayaan Karo dan kebudayaan barat yang berkembang di antara para remaja. Seperti lagu Karo yang diiringi dengan musik rock, rapper, dan berbagai macam dance.
            Tetapi tetap saja, para remaja Karo tidak menghargai budaya mereka. Bahkan untuk berbicara dengan menggunakan Bahasa Karopun enggan. Mereka lebih suka menggunakan bahasa asing, seperti Bahasa Inggris, Korea, Jepang, dan sebagainya.
            Para remaja Karo menggunakan teknologi yang ada, seperti internet, hanya untuk membuka jaringan social, mencari tahu tentang kehidupan artis, film dan lagu terbaru, trend-fashion terkini, dan berbagai macam lainnya yang dapat dikatagorikan ke dalam sesuatu yang hanya berupa hiburan dan kurang bermanfaat untuk menambah wawasan.
            Sebagian kecil remaja Karo menyadari adanya krisis identitas, khususnya budaya Karo yang ada pada saat ini sehingga mereka mempelajari kembali kebudayaan Karo tersebut. Tetapi yang disesali, ketika mereka bertanya kepada orang tua mereka. Orang tua mereka tidak mampu memjawab dan memberikan penjelasan atas pertanyaan tersebut karena sebagian besar dari  merekapun tidak lagi mengetahui budaya Karo secara mendalam.
            Hal ini membuat para remaja Karo yang ingin mempelajari kebudayaan Karo itupun mencari  jawaban untuk pertanyaan mereka dengan menggunakan internet. Dan sebaiknya itulah yang kita lakukan, yaitu menggunakan teknologi yang ada di era globalisasi ini untuk mempelajari kembali dan memperdalam pengetahuan kita tentang kebudayaan kita.
            Jadi, masyarakat Karo terutama para remajanya harus melestarikan kebudayaan Karo dengan cara menggunakan bahasa Karo untuk komunikasi sehari-hari di rumah, belajar tentang merga silima dan tutur siwaluh serta budaya Karo lainnya agar generasi yang berikutnya tetap mengenal budaya karo serta melestarikannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar